Javanese




Istilah Balinese dan Javanese mempunyai arti yang berbeda. Nama ras Balinese dan Javanese terinspirasi dari gerakan penari jawa dan bali yang lemah gemulai dan lembut-elegan. Di Eropa, istilah Javanese dan balinese sama-sama merujuk ke kucing ras bertipe oriental dan berwarna solid. Lain halnya dengan klub kucing di Amerika. Balinese dan javanese mempunyai arti yang berbeda.

Pada dasarnya kucing balinese dan javanese adalah kucing dengan tipe badan oriental dan sama-sama mempunyai bulu panjang. Kedua ras ini mempunyai tipe badan dan sifat yang sama dengan kucing siam. Yang membedakannya  dari kucing siam adalah panjang bulunya. 
Javanese dan balinese berasal dari kucing siam dan sama sama mempunyai pola warna point (color point). Perbedaan utama javanese dan balinese adalah warna color pointnya.

Beberapa klub kucing seperti TICA, menggolongkan javanese dan balinese ke dalam satu ras yang sama yaitu balinese. CFA membedakan balinese dan javanese dari warna color pointnya. Kucing dengan warna point tradisional (solid) yaitu seal point, blue point, chocolate point dan lilac point digolongkan sebagai Balinese. Sedangkan Javanese adalah mempunyai warna point yang non tradisional (non solid) seperti lynx point, tortoishell point, red point, cream point, dll.

Karakteristik Javanese
Kepala berbentuk seperti segitiga dengan telinga lebar dan berdiri tegak. Mata berwarna biru, lebih gelap lebih bagus. Tulang hidung lurus hingga ke daerah dahi tanpa ada celah di daerah mata seperti pada kucing persia.

Seperti juga balinese dan siam, Javanese mempunyai kaki yang langsing dan panjang dengan telapak kaki berukuran kecil.

Javanese mempunyai bulu lebh panjang bila dibandingkan dengan kucing siam. Tetapi bulunya tidak sepanjang kucing persia atau maine coon. Bulu di derah badan mempunyai tekstur lembut seperti sutra. Bulu didaerah ekor lebih panjang sekitar 2-3 inci.

Temperamen
Seperti juga siam dan balinese, javanese adalah kucing yang aktif. Mereka sangat suka mengikuti pemiliknya kemanapun ia pergi. Kucing-kucing ini memerlukan banyak perhatian dan interaksi seperti bermain dengan pemiliknya.

Selain sifatnya yang selalu ingin tahu dan tidak mengenal rasa takut, kucing-kucing ini juga sangat menyukai tempat-tempat tinggi. Bila tidak disediakan tempat khusus, mereka akan menemukan sendiri tempat tersebut.

Sebagian besar Javanese mempunyai karakter spesifik sesuai dengan pola warna tertentu. Warna tortie point senang "bercakap-cakap" dengan pemiliknya dan dapat menghibur anda dengan kejenakaannya. Red & Cream point sangat setia kepada pemiliknya. Lynx point campuran antara harga diri tinggi, kreatif dan menghibur.








Maine Coon




Sejarah

Maine Coon adalah salah satu ras kucing yang terbentuk secara alamiah. Sesuai namanya, ras ini berasal dari negara bagian Maine (Amerika serikat). Berbagai mitos dan legenda berhubungan  dengan asal  ras kucing ini. Meskipun secara biologi tidak mungkin terjadi, banyak orang percaya Maine Coon dihasilkan dari perkawinan kucing setengah liar dengan Racoon. Mitos ini muncul  karena bentuk dan warna ekor kucing maine coon banyak yang menyerupai ekor racoon. Selain itu nama racoon juga kemudian diadopsi membentuk nama ras kucing ini, maine - berasal dari nama negara bagian dan coon - kependekan dari racoon.
Cerita  lain yang cukup populer adalah, maine coon berasal dari enam ekor kucing peliharaan Marie Antoinette yang dikirim ke Wiscasset (Maine) ketika ia merencanakan untuk melarikan diri dari Perancis pada saat terjadi revolusi Perancis.

Kebanyakan pembiak kucing berpendapat ras ini dihasilkan dari perkawinan kucing domestik dengan kucing-kucing  berbulu panjang dari negara lain. Dua ras kucing yang diduga menjadi nenek moyang Maine Coon adalah kucing Angora (diduga dibawa oleh para pedagang Inggris) dan Norwegian  Forest Cat (dibawa ke Amerika oleh bangsa viking). Terlepas dari benar atau tidaknya dugaan tersebut, bentuk fisik norwegian Forest cat memang mirip dengan Maine Coon.

Maine Coon pertama tercatat sebagai peserta kontes kucing pada tahun 1861. pada tahun 1895 seekor kucing Maine Coon betina berwarna brown tabby dengan nama Cosie, memenangkan kontes kucing di Madison square garden.

Popularitas ras ini menurun pada tahun 1900-an, kalah oleh popularitas kucing persia. Baru pada 1950 ras ini mulai kembali dikembangkan, didaftarkan dan diikutkan dalam kontes kucing. Pada tahun 1968 enam orang  pembiak kucing Maine coon bergabung dan membentuk "Maine Coon Breeders and Fanciers Association (MCBFA)" untuk mempertahankan dan melestarikan ras ini. Pada tahun 1980 Maine Coon diakui oleh semua organisasi penggemar kucing sebagai satu ras dengan karakteristik dan standar tersendiri. Saat ini di Indonesia pun telah ada beberapa pembiak Maine Coon.

Maine coon "asli" mempunyai jari kaki lebih banyak dibandingkan kucing lainnya. Kelebihan jari ini disebut polidactyl dan bersifat genetik dominan. Meskipun ada beberapa pembiak kucing yang khusus memelihara sifat asli ini, sebagian besar maine coon modern tidak lagi  membawa gen polidactyl. Kebanyakan organisasi dan klub kucing dunia tidak mengijinkan kucing polidactyl ikut kontes, akibatnya maine coon polidactyl tidak banyak dikembangbiakkan lagi.

Karakteristik Maine Coon
Semua anggota tubuh maine coon merupakan hasil dari fungsi adaptasi terhadap iklim dan cuaca yang ekstrim. Bulu yang mengkilap, tebal dan "anti air", serta bulu tebal di bagian  leher, perut dan kaki berfungsi melindungi tubuh dari salju dan suhu dingin. Ekor panjang dengan bulu tebal, pada saat tidur dilingkarkan melindungi tubuh dari suhu dingin. Mata dan telinga besar mencerminkan kemampuan penglihatkan dan pendengaran yang lebih.

Maine coon mempunyai badan tinggi, berotot dan bertulang besar. Kucing jantan dewasa biasanya mempunyai berat badan 6- 9 Kg dengan panjang badan 1m, sedangkan betina biasanya lebih kecil dengan berat badan 4-6 kg. Dengan tambahan bulu musim dingin yang bisa mencapai panjang 7 cm, maine coon terlihat sangat besar. Kucing Maine coon terbesar yang pernah tercatat mempunyai panjang badan (dari kepala sampai ekor) 121 cm.

Sepertihalnya Norwegian forest cat dan kucing-kucing besar lainnya, Maine coon termasuk yang tipe pertumbuhan dan perkembangannya lambat. Ukuran dan bentuk tubuh dewasa baru dicapai pada umur 3 - 5 tahun.

Temperamen
Maine Coon adalah kucing yang dekat dengan manusia, tidak sepenuhnya independen tetapi juga tidak selalu mencari perhatian pemiliknya. Dibandingkan persia yang lebih suka tidur dipangkuan, maine coon lebih aktif dan suka berada dekat disekitar pemiliknya.

Ciri Fisik
Ciri utama fisik maine coon terdapat pada kepala, bentuk badan, tekstur bulu dan bulu disekitar leher yang menyerupai surai singa.

Badan besar, panjang hampir berbentuk segi empat, pertulangan dan perototan kuat. Kepala berukuran sedang dan lebar, dahi sedikit melengkung, tulang pipi menonjol dengan perototan yang jelas. Hidung lebar dan sedikit melengkung pada bagian ujung dengan dagu yang tajam.
Telinga besar dan lebar pada bagian bawah, sedikit membentuk lancip pada bagian ujungnya, dan didalam telinga ditumbuhi bulu yang cukup panjang. Mata lebar dan agak oval, terlihat bulat ketika terbuka lebar.

Panjang leher sedang dan kuat, serta sedikit melengkung. Kaki sedang panjangnya dengan pertulangan dan perototan yang kuat. Ekor panjang dan lebar pada bagian pangkal serta menipis ke ujung, bulu ekor cukup lebat. Bulunya tebal dan halus, pendek pada bagian kepala, bahu dan kaki, sedikit panjang di bagian punggung dan paha, sedangkan diperut dan leher lebih panjang. Undercoat lembut dan tahan terhadap air, karena bulunya sedikit berminyak
 



Exotic Shorthair






Sejarah

Akhir 50-an para breeder kucing American Shorthair (ASH) secara diam-diam mulai mengawinkan kucing ras Persia berwarna silver dengan dengan ASH. Perkawinan dengan ini bertujuan memperkaya genetik, memperbaiki bentuk dan tipe badan serta menghasilkan warna silver.
Hasil perkawinan tersebut berupa kucing American Shorthair dengan karakteristik persia. Kepala lebih bulat dan lebar, hidung lebih pesek, telinga lebih kecil, badan lebih padat dan lebar, bulu lebih lembut, tebal dan lebih panjang dari ASH. Penampilan ras hibrida tersebut sangat indah, tetapi tidak menunjukkan karakteristik ASH yang sebenarnya.
Pada tahun 1966, Jane Martinke, seorang Juri CFA (Cat Fanciers Association) dan juga seorang breeder ASH, mengajukan ras campuran Persia-ASH tersebut sebagai satu ras baru.
Pada awalnya ras tersebut mengundang banyak perdebatan dan penolakan. Para breeder persia menolak menjual kucing persia mereka pada penggemar exotic. Penggemar exotic bertahan dan mulai memperkuat  gen bulu pendek dengan cara mengawinkan kucing mereka dengan ras Burmese, Russian Blue dan British Shorthair.
Setelah gen bulu pendek dominan kuat dan stabil, para breeder mengawinkan kembali dengan Persia untuk mendapatkan bentuk badan dan kepala persia. Tahun 1987 CFA hanya mengijinkan Exotic Shorthair dikawinkan dengan ras Persia. Perlahan-lahan Exotic Shorthair mulai menjadi populer. Persia dan Exotic Shorthair mempunyai standar yang sama kecuali dalam hal panjang bulu.


Blue Exotic Shorthair



Karakteristik
Exotic Shorthair mempunyai sifat tenang dan anggun persia, tetapi lebih lincah dan aktif bila dibandingkan dengan persia biasa. Selalu ingin tahu dan bermain dan jarang mengeong. Ras ini termasuk kucing yang mandiri, tetapi lebih suka bila berada di sekitar pemiliknya. Perawatan kucing ini lebih mudah bila dibandingkan persia berbulu panjang yang harus disisir setiap hari. Oleh karena itu Exotic Shorthair sering disebut juga “Persian for Lazy People”.
Secara fisik, bentuk tubuh dan kepala Exotic Shorthair, identik dengan Persia. Warna dan pola warna serta warna mata juma sama seperti yang terdapat pada ras Persia. Satndar yang digunakan dalam Kontes juga sama. Satu-satunya perbedaan hanya pada panjang bulu.

Japanese bobtail





Sejarah
Japanese Bobtail adalah salah satu ras kucing yang terbentuk secara alamiah. Sesuai namanya, ras kucing dengan ekor pendek (bobtail) ini berasal dari Jepang. Ras kucing ini telah ada selama beberapa abad. Kucing-kucing ini banyak disebutkan dan digambarkan dalam berbagai dokumen kuno yang berasal dari Jepang.

Berbagai cerita, legenda dan mitos berhubungan dengan ras ini. Salah satu wujud ras ini  yang terkenal adalah "Maneki Neko". Digambarkan sebagai kucing Japanese bobtail yang sedang duduk dengan salah satu kaki depan terangkat. Pose kucing ini sangat terkenal, merupakan perlambang "keberuntungan" dan "selamat datang". Patung kucing atau boneka dengan posisi tersebut, bahkan dengan tangan yang bergerak seolah melambai-lambai banyak ditemukan di toko-toko yang dimiliki oleh orang tionghoa.

Maneki neko, kucing simbol keberuntungan


Moyang kucing bobtail, pertama dibawa ke Jepang dari Asia tenggara, sekitar 1000 tahun lalu. Disebutkan juga kucing-kucing tersebut digunakan oleh para petani & pembuat sutera dari jepang untuk menjaga pertanian mereka dari serangan hama tikus.
Ketertarikan orang terhadap kucing ini sebagai satu ras tersendiri, dimulai setelah perang dunia II. Orang-orang Amerika yang tinggal di Jepang banyak memelihara kucing bobtail ini sebagai hewan kesayangan dirumah mereka.
Sepasang kucing japanese bobtail yang tercatat resmi dalam program pengembangbiakkan pada tahun 1968, adalah kucing jantan warna putih bernama Richard dan betina tiga warna bernama Madame Butterfly.

Pada tahun 1971, Japanese Bobtail mendapat status provisi dari Cat Fanciers Association (CFA). Baru pada tahun 1976 bisa dikompetisikan dalam suatu cat show. Ras ini juga mempunyai versi bulu panjang (longhair). Versi longhair Japanese Bobtail baru mendapatkan persetujuan untuk Kompetisi dari CFA pada tahun 1993.
Japanese Bobtail, shorthair


Karakteristik
Japanese Bobtailadalah kucing berukuran medium, dan badan berotot. Ciri khas ras ini adalah ekornya yang pendek seperti ekor kelinci dan sudut-sudut wajah kaku serta tulang pipi menonjol. Telinga lebar, mata berbentuk oval dan hidung lurus.

Ekor kucing japanese bobtail berbeda dengan kucing manx yang sama sekali tidak mempunyai ekor. Ekor japanese bobtail ini bisa melingkar atau bengkok. Bisa fleksibel tapi ada juga yang kaku. Faktor genetik yang mempengaruhi ekor japanese bobtail berbeda dengan yang mempengaruhi ekor pada manx.
Para ahli menyatakan bobtail bersifat gen resesif. Artinya, bobtail hanya bisa dihasilkan dari perkawinan dua kucing bobtail.
Japanese Bobtail, longhair


Temperamen
Japanese bobtail termasuk kucing yang aktif dan cerdas. Kucing ini sangat suka berada disekitar pemiliknya dan mudah beradaptasi dengan anak-anak atau hewan lain.
Ras ini juga mempunyai versi bulu panjang (sei longhair). Baik bulu pendek atau panjang mempunyai tekstur yang halus dan tidak memerlukan penyisiran setiap hari. Kucing ini juga mempunyai warna dan pola warna yang bermacam-macam. Yang cukup sering ditemui adalah tiga warna (tri-color). Warna ini  dipercaya merupakan warna keberuntungan.



Japanese bobtail, shorthair